Di satu sore, seorang perempuan bangkit dari kuburannya setelah dua puluh satu tahun kematian. Kebangkitannya menguak kutukan dan tragedi keluarganya, yang terentang sejak akhir masa kolonial. Perpaduan antara epik keluarga yang dibalut roman, kisah hantu, kekejaman politik, mitologi, dan petualangan. Dari kekasih yang lenyap ditelan kabut hingga seorang ibu yang menginginkan bayi buruk rupa.
Di masa depan, perpustakaan tak ubahnya pkuburan prahistoris. DI sanalah kita bertemu dengan seorang gaids, dan sebelas buku yang menceritakan sejarah dengan cara masing-masing. Cerita dalam buku-buku itu sering terasa ganjil, kadang terasa begitu asing, kadang pula sebaliknya : terasa dekat, seperti kita tahu tentang aa sebetulnya cerita-cerita itu.
Mi dan Ma dan Mo tidak pernah menyaksikan kucing seperti Nona Gigi. Sebab Nona Gigi adalah Kucing Luar Biasa-kucing yang di luar kebiasaan. Nona Gigi adalah Cara Lain untuk menjaga Mi dan Ma dan Mo ketika Bapak dan Ibu Mo keluar rumah mencari uang. Sebab di Kota Suaram semua uang di sara laut telah dijarah para kelompok, uang di ranting pohon telah diambil pengusaha kayu yang jahat.
Pasta kacang merah adalah harmoni kudapan manis dan persahabatn, kisah bagaimana harapan dapat membantu manusia menghadapi kelamnya masa lalu.
Inilah kisah tentang seorang laki-laki usia 70 tahun, yang ditinggal istrinya meninggal setelah begitu lama menikah, menghabiskan waktu bersama-sama. Saat hari ini tiba, apa yang harus dia lakukan ? Bagaimana dia akan melewati sisa hidupnya? Menjalani hari demi hari? Apakah hidupnya masih seru? Apakah masih ada petualangan spesial baginya. Atau hanya tersisa sendiri.
Inilah kisah tentang janji. Kita semua pengembara di dunia ini. Dari hari ke hari. Dari satu tempat ke tempat lain. Dari satu kejadian ke kejadian lain. Terus mengembara. Dan kita pasti menggenapkan janji yang satu ini : mati.
Inilah novel tentang 'rasa'. Berbagai rasa berkumpul di novel ini. Jika kalian tertawa, menangis, atau merenung panjang saat membaca buku ini, ingatlah selalu : apapun yang terjadi atas kehidupan, tidak semuanya berjalan sesuai keinginan kita. Tapi kita selalu bisa menerimaya.
Mereka memang adalah bedebah. Bandit-bandit. Tapi mereka bukan pengkhianat, orang-orang bermuka dua, penjilat dan tabiat murahan lainnya. Mereka adalah bandit-bandit dengan kehormatan. Setia kawan. Pemegang janji terbaik. Mereka adalah bandit-bandit berkelas.
Petualangan ini adalah jawaban. Atas pertamyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Juga tentang kehilangan dan menemukan. Tentang memilih dan pengorbanan. Patiangan ini juga adalah persimpangan apakah Raib dan Seli akan memilih jalan ternarik? Apakah mereka akan terus menjadi sahabat, atau membenci satu sama lain.
Di Negeri Pada Bedebah, pencuri, perampok, bagai musang berbulu domba. Di depan, wajah mereka terseyum penuh pencitraan. Di belakang penuh tipu-tipu. Di Negeri di Ujung Tanduk, pencuri, perampok, berkeliaran menjadi penegak huku,. Di depan, di belakang mereka tidak malu-malu lagi. Tapi setidaknya, Kawan, dalam situasi apapun, petarung sejati akan terus memilih kehormatan hidupnya. Bahkan ketika…