Suasana Kotaraja bagai api dalam sekam. Di balik sejuk semilirnya angin, tersembunyi bahaya yang mengancam, siap menerkam bersamaan ayunan tangan. Namun, hanya beberapa orang yang menangkap suasana itu. Sebagian lainnya telah kehilangan rasa curiga yang semula ada.
Singasari hancur dalam semalam. Prabu Kertanegara mangkat dan putri-putrinya terpaksa lari menyelamatkan diri dengan dikawal Raden Wijaya dan Bala Sanggrama. Pada waktu bersamaan, pasukan Kediri beringas menyusuri desa demi desa mengejar para pelarian Singasari. Siapapun yang ketahuan membantu para pelarian tak mungkin luput dari tebasan pedang para prajurit yang dirasuki dendam itu.
Damai yang senantiasa menyelimuti tiba tiba koyak. Lelap pelukan mimpi tidak mungkin dituntaskan karena genderang perang membangunkan isi kehidupan majapahit.
Senyap pendapa bale manguntur mendengar sumpah yang disaksikan matahari yang panas menggila. Semua orang masih terpesona pada jejak sumpah yang di ucapkan gajah mada sumpah itu memang layak disebut mengerikan.
Dengan kebebasan yang aku miliki, aku bisa berada dimana pun dalam waktu lama tanpa harus terganggu oleh keinginan pulang. Lebih dari itu aku berharap apa yang aku lakukan itu akan menyempurnakan pilihan akhir hidupku dalam semangat hamukti moksa.